Sabtu, 11 Maret 2017

REFLEKSI DIRI DAY 11: DISCUSSION TODAY


Hari ini saya, Anggi, dan Mery menjadi presenter yang mempresentasikan materi mengenai teori revolusi sosio-kultural, berikut hasil diskusi hari ini.

Tokoh yang mendasari Teori Belajar belajar sosio-kultural :
-Piaget
      Penentu utama terjadinya belajar adalah individu yang bersangkutan (siswa) sedangkan lingkungan sosial menjadi faktor sekunder. Dalam hal ini, faktor sekundernya adalah siswa lebih suka berinteraksi dengan lingkungan sosial yaitu teman sebayanya dibanding orang-orang yang lebih dewasa.
      Keaktifan siswa menjadi penentu utama dan jaminan kesuksesan belajar, sedangkan penataan kondisi atau faktor lingkungan hanya sekedar memudahkan belajar.
      Alasan Mendasar :
Pendekatan kognitif dalam belajar dan pembelajaran yang ditokohi oleh Piaget yang kemudian berkembang dalam aliran kontruktivistik juga masih dirasakan kelemahannya. Teori ini bila dicermati ada beberapa aspek yang dipandang dapat menimbulkan implikasi kontraproduktif (tidak mampu menghasilkan apapun) dalam kegiatan pembelajaran, karena lebih mencerminkan idiologi individualisme dan gaya belajar sokratik yang lazim dikaitkan dengan budaya barat. Pendekatan ini kurang sesuai denga tuntutan revolusi-sosiokultural yang berkembang akhir-akhir ini.

-Vigotsky: menurut Vigotsky perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif sesuai dengan teori sosiogenesis yaitu kesadaran berinteraksi dengan lingkungan dimensi sosial yang bersifat primer dan demensi individual bersifat derivatif atau turunan dan sekunder, sehingga teori belajar Vygotsky disebut dengan pendekatan Co-Konstruktivisme artinya perkembangan kognitif seseorang disamping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga ditentukan oleh lingkungan sosial yang aktif pula.
-Tiga konsep penting dalam teori sosiogenesis Vygotsky tentang perkembangan kognitif yang sesuai dengan revolusi sosiokoltural dalam teori belajar dan pembelajaran :
(1) Hukum genetik tentang perkembangan (genetic law of development)
(2) Zona perkembangan proksimal (zone of proximal development)
(3) Mediasi

- Penerapan teori revolusi sosio-kultural dalam pendidikan dapat terjadi pada 3 jenis pendidikan yaitu:
  1. Pendidikan informal (keluarga): Orang tua selalu mengawasi dan membantu anak dalam proses belajarnya
  2. Pendidikan nonformal: membatik dan menari
  3. Pendidikan formal : siswa yang cannot solve problem bisa belajar dengan bantuan temannya apabila kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, karena biasanya berkomunikasi dengan teman sebaya lebih nyaman dan lebih terbuka, guru memberikan bantuan yang dikenal sebagai cognitive scaffolding berupa prosedur, pemberian contoh, bagan.

PENGARUH SOSIO-KULTURAL PADA PERKEMBANGAN KOGNISI
      Pengaruh sosio: anak adalah seorang eksplorer yang mempunyai rasa ingin tahu tinggi, aktif, selalu ingin menemukan dan mengembangkan penegtahuan baru, perkembangan pertama dalam lingkup sosial individu  muncul sebagai interpsikological dan intrapsikological
      Pengaruh kultural: Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan harus dilihat dari perspektif 4 tahap yang saling berhubungan dalam interaksi anak dengan lingkungan: perkembangan Ontogenic, perkembangan Microgenic, perkembangan Phylogenic, perkembangan Sociohistorical

Hasil diskusi
-         -Kelemahan teori ini yaitu pemecahan masalah dan kemampuan berpikir sukar dilihat secara langsung, misalnya seperti seseorang yang kehilangan uang, dia akan berpikir dalam otaknya bagaimana cara menemukan uangnya, kemudian ditunjukkan dengan perilakunya yang langsung menunjukkan aksi yaitu mencari uang tersebut, dari hal ini maka tidak bisa dilihat langsung cara pemecahan masalah dalam otaknya karena bersifat abstrak.
-         -Homeschooling merupakan aplikasi penerapan teori sosio-kultural dalam ranah pendidikan formal, karena meskipun belajar dalam lingkungan rumah, proses pembelajaran dilakukan secara terstruktur jadi tidak secara spontan, seperti saat belajar dengan orang tua yang diperoleh kapanpun dan dimanapun, juga selain itu pada homeschooling ada orang yang sebagai pendidik yaitu guru ahli yang didatangkan kerumah dan peserta didik yaitu anak yang diajari.
-        - Perbedaan kata diamati dan dilihat, jika diamati maka bisa diukur juga diamati itu melibatkan seluruh indra, sedangkan dilihat itu hanya bisa dilihat dengan mata dan tidak dapat diukur, sehingga untuk mengukurnya menggunakan pemberian test problem solving.
-         -Tidak ada istilah konsep dalam belajar perilaku, istilah konsep baru muncul ketika teori meaningfull learning.
-         -Contoh berpikir deduktif: pepohonan disekitar sekolah berwarna hijau karena memiliki klorofil, maka ketika ia menjumpai pohon dijalan dan ditanyai maka anak tersebut akan menjawab seperti itu pula.
-        - Pada teori perilaku tidak ada pemecahan masalah, karena hanya dilihat siswa tersebut ada perubahan atau tidak, sedangkan pada teori kognitif berbeda, jadi apabila besok siswa tersebut di tes maka harus bisa menjawab.
-         -Apabila siswa kelas 1 smp disuruh membuat definisi dari suatu hal, maka hal tersebut tidak meaningfull learning karena membuat siswa hanya untuk menghafal, karena definisi itu abstraksi dari suatu fenomena, sedangkan siswa smp itu cara belajarnya belajar konkrit.
-         -Contoh pembelajaran kontruktivisme yaitu kolaborasi siswa membuat peta konsep suatu materi, karena misal seorang siswa sudah membuat peta konsep dan pikirannya sudah mentok, maka agar pemikiran siswa tersebut berkembang maka butuh melihat buku dari berbagai sumber, juga mengajak teman-temannya untuk membuat bersama peta konsep, jadi semakin banyak teman yang meluangkan pikirannya maka akan semakin  berkembang juga pemikiran siswa tersebut
-         -Perbedaan instrumen tools dengan method, ketika yang dibahas mengenai ppt, maka ppt termasuk tools karena merupakan alat untuk membantu siswa melakukan presentasi, observasi juga termasuk tools
-       - Jika seorang guru akan melakukan penelitian untuk mengidentifikasi siswa dalam menggunakan mikroskop untuk mengamati sel, maka metodenya yaitu studi kasus bukan obeservasi, karena observasi termasuk tools bukan metode.
-         -Ciri eksperimen ada perlakuan dan ada pengujian hipotesis, hipotesis  merupakan penjelasan tentatif dari hubungan 2 variabel atau lebih, dilihat dari aspek teoritis. Contoh: (1) guru memberit tugas kepada siswa untuk membaca tentang bab virus, besoknya guru menanyakan kepada siswa, kemudian siswa menjawab dengan berbagai macam jawaban, jawaban yang dinyatakan oleh siswa tersebut bukan hipotesis, yang dilakukan guru tersebut merupakan pengajaran untuk mengecek kesiapan siswa dalam belajar (prior learning). (2) guru menanyakan kepada siswa, di lingkungan sekolah, tumbuhan apa yang banyak tumbuh, tumbuhan dikotil ataukah monokotil, kemudian siswa menjawab banyak tumbuhan dikotil setelah melihat sekeliling, jawabannya tersebut hanya dugaan bukan hipotesis. (3) guru menanyakan cepat mana yang melakukan fotosintesis, daun tumbuhan berwarna hijau ataukah kuning, kemudian siswa menjawab tumbuhan yang berwarna hijau karena semakin tua semakin cepat proses fotosintesisnya, jawaban dari siswa tersebut termasuk hipotesis karena ada hubungan dua variabel dan berdasarkan teori yang ada. Jadi saat membangun hipotesis landasannya harus dicari dan dibangun dari teori, bukan harus ada pengaruh.
-         -Mengamati dan mengobservasi itu beda, contoh: menonton video bukan termasuk observasi, dikatakan observasi apabila video tersebut dibongkar dan diteliti.
-         -Pembelajaran prosedur termasuk operasional konkret



0 komentar:

Posting Komentar

 
- Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template