Hari ini saya, Anggi, dan Mery menjadi presenter yang mempresentasikan
materi mengenai teori revolusi sosio-kultural, berikut hasil diskusi hari ini.
Tokoh yang mendasari Teori Belajar
belajar sosio-kultural :
-Piaget
•
Penentu
utama terjadinya belajar adalah individu yang bersangkutan (siswa) sedangkan
lingkungan sosial menjadi faktor sekunder. Dalam hal ini, faktor sekundernya
adalah siswa lebih suka berinteraksi dengan lingkungan sosial yaitu teman
sebayanya dibanding orang-orang yang lebih dewasa.
•
Keaktifan
siswa menjadi penentu utama dan jaminan kesuksesan belajar, sedangkan penataan
kondisi atau faktor lingkungan hanya sekedar memudahkan belajar.
•
Alasan Mendasar :
Pendekatan
kognitif dalam belajar dan pembelajaran yang ditokohi oleh Piaget yang kemudian
berkembang dalam aliran kontruktivistik juga masih dirasakan kelemahannya.
Teori ini bila dicermati ada beberapa aspek yang dipandang dapat menimbulkan
implikasi kontraproduktif (tidak mampu menghasilkan apapun) dalam kegiatan
pembelajaran, karena lebih mencerminkan idiologi individualisme dan gaya
belajar sokratik yang lazim dikaitkan dengan budaya barat. Pendekatan ini
kurang sesuai denga tuntutan revolusi-sosiokultural yang berkembang akhir-akhir
ini.
-Vigotsky:
menurut Vigotsky perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif sesuai dengan teori sosiogenesis yaitu kesadaran
berinteraksi dengan lingkungan dimensi sosial yang bersifat primer dan demensi
individual bersifat derivatif atau turunan dan sekunder, sehingga teori
belajar Vygotsky disebut dengan pendekatan Co-Konstruktivisme artinya
perkembangan kognitif seseorang disamping ditentukan oleh individu sendiri
secara aktif, juga ditentukan oleh lingkungan sosial yang aktif pula.
-Tiga konsep penting dalam teori
sosiogenesis Vygotsky tentang perkembangan kognitif yang sesuai dengan revolusi
sosiokoltural dalam teori belajar dan pembelajaran :
(1) Hukum genetik tentang perkembangan (genetic law of development)
(2) Zona perkembangan proksimal (zone of proximal development)
(3) Mediasi
- Penerapan
teori revolusi sosio-kultural dalam pendidikan dapat terjadi pada 3 jenis
pendidikan yaitu:
- Pendidikan
informal (keluarga): Orang tua selalu mengawasi dan membantu anak dalam
proses belajarnya
- Pendidikan
nonformal: membatik dan menari
- Pendidikan
formal : siswa yang cannot solve problem bisa belajar dengan
bantuan temannya apabila kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan
oleh guru, karena biasanya berkomunikasi dengan teman sebaya lebih nyaman
dan lebih terbuka, guru memberikan bantuan yang dikenal sebagai cognitive scaffolding berupa
prosedur, pemberian contoh, bagan.
PENGARUH
SOSIO-KULTURAL PADA PERKEMBANGAN KOGNISI
• Pengaruh sosio: anak adalah seorang eksplorer yang mempunyai rasa ingin
tahu tinggi, aktif, selalu ingin menemukan dan mengembangkan penegtahuan baru,
perkembangan pertama dalam lingkup sosial individu muncul sebagai interpsikological dan
intrapsikological
• Pengaruh kultural: Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan harus dilihat
dari perspektif 4 tahap yang saling berhubungan dalam interaksi anak dengan
lingkungan: perkembangan Ontogenic, perkembangan Microgenic, perkembangan
Phylogenic, perkembangan Sociohistorical
Hasil
diskusi
- -Kelemahan
teori ini yaitu pemecahan masalah dan kemampuan berpikir sukar dilihat secara
langsung, misalnya seperti seseorang yang kehilangan uang, dia akan berpikir
dalam otaknya bagaimana cara menemukan uangnya, kemudian ditunjukkan dengan
perilakunya yang langsung menunjukkan aksi yaitu mencari uang tersebut, dari
hal ini maka tidak bisa dilihat langsung cara pemecahan masalah dalam otaknya
karena bersifat abstrak.
- -Homeschooling
merupakan aplikasi penerapan teori sosio-kultural dalam ranah pendidikan
formal, karena meskipun belajar dalam lingkungan rumah, proses pembelajaran
dilakukan secara terstruktur jadi tidak secara spontan, seperti saat belajar
dengan orang tua yang diperoleh kapanpun dan dimanapun, juga selain itu pada homeschooling
ada orang yang sebagai pendidik yaitu guru ahli yang didatangkan kerumah dan
peserta didik yaitu anak yang diajari.
- - Perbedaan
kata diamati dan dilihat, jika diamati maka bisa diukur juga diamati itu
melibatkan seluruh indra, sedangkan dilihat itu hanya bisa dilihat dengan mata
dan tidak dapat diukur, sehingga untuk mengukurnya menggunakan pemberian test
problem solving.
- -Tidak
ada istilah konsep dalam belajar perilaku, istilah konsep baru muncul ketika
teori meaningfull learning.
- -Contoh
berpikir deduktif: pepohonan disekitar sekolah berwarna hijau karena memiliki
klorofil, maka ketika ia menjumpai pohon dijalan dan ditanyai maka anak
tersebut akan menjawab seperti itu pula.
- - Pada
teori perilaku tidak ada pemecahan masalah, karena hanya dilihat siswa tersebut
ada perubahan atau tidak, sedangkan pada teori kognitif berbeda, jadi apabila
besok siswa tersebut di tes maka harus bisa menjawab.
- -Apabila
siswa kelas 1 smp disuruh membuat definisi dari suatu hal, maka hal tersebut
tidak meaningfull learning karena membuat siswa hanya untuk menghafal, karena
definisi itu abstraksi dari suatu fenomena, sedangkan siswa smp itu cara
belajarnya belajar konkrit.
- -Contoh
pembelajaran kontruktivisme yaitu kolaborasi siswa membuat peta konsep suatu
materi, karena misal seorang siswa sudah membuat peta konsep dan pikirannya
sudah mentok, maka agar pemikiran siswa tersebut berkembang maka butuh melihat
buku dari berbagai sumber, juga mengajak teman-temannya untuk membuat bersama
peta konsep, jadi semakin banyak teman yang meluangkan pikirannya maka akan
semakin berkembang juga pemikiran siswa
tersebut
- -Perbedaan
instrumen tools dengan method, ketika yang dibahas mengenai ppt, maka ppt
termasuk tools karena merupakan alat untuk membantu siswa melakukan presentasi,
observasi juga termasuk tools
- - Jika
seorang guru akan melakukan penelitian untuk mengidentifikasi siswa dalam
menggunakan mikroskop untuk mengamati sel, maka metodenya yaitu studi kasus
bukan obeservasi, karena observasi termasuk tools bukan metode.
- -Ciri
eksperimen ada perlakuan dan ada pengujian hipotesis, hipotesis merupakan penjelasan tentatif dari hubungan 2
variabel atau lebih, dilihat dari aspek teoritis. Contoh: (1) guru memberit
tugas kepada siswa untuk membaca tentang bab virus, besoknya guru menanyakan
kepada siswa, kemudian siswa menjawab dengan berbagai macam jawaban, jawaban
yang dinyatakan oleh siswa tersebut bukan hipotesis, yang dilakukan guru
tersebut merupakan pengajaran untuk mengecek kesiapan siswa dalam belajar (prior learning). (2) guru menanyakan
kepada siswa, di lingkungan sekolah, tumbuhan apa yang banyak tumbuh, tumbuhan
dikotil ataukah monokotil, kemudian siswa menjawab banyak tumbuhan dikotil
setelah melihat sekeliling, jawabannya tersebut hanya dugaan bukan hipotesis.
(3) guru menanyakan cepat mana yang melakukan fotosintesis, daun tumbuhan
berwarna hijau ataukah kuning, kemudian siswa menjawab tumbuhan yang berwarna
hijau karena semakin tua semakin cepat proses fotosintesisnya, jawaban dari
siswa tersebut termasuk hipotesis karena ada hubungan dua variabel dan
berdasarkan teori yang ada. Jadi saat membangun hipotesis landasannya harus
dicari dan dibangun dari teori, bukan harus ada pengaruh.
- -Mengamati
dan mengobservasi itu beda, contoh: menonton video bukan termasuk observasi,
dikatakan observasi apabila video tersebut dibongkar dan diteliti.
- -Pembelajaran
prosedur termasuk operasional konkret
0 komentar:
Posting Komentar