Selasa, 28 Februari 2017

TEORI SIBERNETIK DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN


Aliran teori belajar yang telah dipelajari sebelumnya yaitu teori behaviorisme yang menekankan pada hasil dari proses belajar sehingga harus menunjukkan adanya perubahan, teori kognitif yang menekankan pada proses belajar, teori konstrutivisme yang menekankan siswa untuk mengkonstruk atau membangun sendiri pengetahuannya, teori humanistik yang menekankan pada isi atau apa yang dipelajari dan fungsi belajar untuk kehidupan nyata itu bagaimana, kali ini akan dibahas mengenai teori  sibernetik yang menekankan pada sistem informasi yang dipelajari. Sibernetik dari kata serapan’Cybernetic’ yang artinya sistem kontrol dan komunikasi yang memungkinkan feedback atau umpan balik. Juga berasal dari bahasa yunani yang berarti pengendali atau pilot.

Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan informasi, jadi yang terpenting adalah "Sistem Informasi" dari apa yang dipelajari, sedangkan berlangsungnya proses belajar ditentukan oleh sistem informasi ini. Jadi teori ini beranggapan bahwa tidak ada cara belajar yang ideal dikarenakan cara belajar yang ditentukan oleh sistem informasi (penyampaian materi). Sebuah informasi mungkin akan dipelajari oleh seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.

Teori Sibernetik oleh Landa dalam pendekatan:
(1)   Algoritmik: proses berpikir linear lurus yang menuju ke satu target, jadi berpikir secara sistematik tahap demi tahap, seperti memahami rumus matematika, atau prosedur praktikum
(2)   Heuristik: proses berpikir secara divergen, menyebar ke beberapa target sekaligus, seperti memahami konsep yang memiliki arti ganda, pemecahan masalah

Pada teori ini, komponen pemrosesan informasi dibagi menjadi tiga berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya. Ketiga komponen itu adalah:
a. Sensory Receptor (SR): tempat pertama kali informasi diterima dari luar.
b. Working Memory (WM): penangkapan informasi yang diberi perhatian oleh individu. Punya kapasitas yang terbatas, sehingga informasi yang didapat hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik apabila tanpa adanya upaya pengulangan (rehearsal).
c. Long Term Memory (LTM): punya kapasitas yang tidak terbatas, informasi yang telah diterima tidak pernah terhapus

-Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval).

-Menurut teori Gagne, hasil pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia (human capabilities) yang terdiri atas: informasi verbal (informasi yg diungkapkan scra tertulis maupun lisan), kecakapan intelektual (interaksi dengan lingkungan), strategi kognitif (mengelola aktivitas, mengendalikan ingatan), sikap, dan kecakapan motorik.

Beberapa langkah dalam implementasi Teori Sibernetik:
-Menentukan tujuan pembelajaran
-Menentukan materi pelajaran
-Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dng sistem informasi itu (apakah Algoritmik ataukan Heuristik)
-Menyusun materi pelajaran dlm urutan yg sesuai dng sistem informasinya
-Menyajikan materi & membimbing siswa belajar dng pola yg sesuai dng urutan materi pelajaran

-Aplikasi teori sibernetik dalam pembelajaran: Pemrosesan informasi dalam pembelajaran tidak terlepas dari komunikasi. Melalui komunikasi guru sebagai sumber menyampaikan informasi materi pelajaran, adanya komunikasi maka timbul umpan balik. Dengan adanya umpan balik dari siswa, guru akan mengetahui apakah materi yang disampaikan telah dipahami dan apa kesulitan siswa dalam memahami, jika ada maka perlu diadakan remidial. Sebaliknya, umpan balik dari guru misalnya dalam bentuk nilai atas hasil kerja siswa akan mengingatkan kepada siswa sampai sejauh mana penguasaannya terhadap materi yang sedang dipelajari. Berdasarkan umpan balik tersebut siswa dapat memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil belajarnya jika kurang memuaskan.

Aliran teori belajar yang telah dipelajari sebelumnya yaitu teori behaviorisme yang menekankan pada hasil dari proses belajar sehingga harus menunjukkan adanya perubahan, teori kognitif yang menekankan pada proses belajar, teori konstrutivisme yang menekankan siswa untuk mengkonstruk atau membangun sendiri pengetahuannya, teori humanistik yang menekankan pada isi atau apa yang dipelajari dan fungsi belajar untuk kehidupan nyata itu bagaimana, kali ini akan dibahas mengenai teori  sibernetik yang menekankan pada sistem informasi yang dipelajari. Sibernetik dari kata serapan’Cybernetic’ yang artinya sistem kontrol dan komunikasi yang memungkinkan feedback atau umpan balik. Juga berasal dari bahasa yunani yang berarti pengendali atau pilot.

Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan informasi, jadi yang terpenting adalah "Sistem Informasi" dari apa yang dipelajari, sedangkan berlangsungnya proses belajar ditentukan oleh sistem informasi ini. Jadi teori ini beranggapan bahwa tidak ada cara belajar yang ideal dikarenakan cara belajar yang ditentukan oleh sistem informasi (penyampaian materi). Sebuah informasi mungkin akan dipelajari oleh seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.

Teori Sibernetik oleh Landa dalam pendekatan:
(1)   Algoritmik: proses berpikir linear lurus yang menuju ke satu target, jadi berpikir secara sistematik tahap demi tahap, seperti memahami rumus matematika, atau prosedur praktikum
(2)   Heuristik: proses berpikir secara divergen, menyebar ke beberapa target sekaligus, seperti memahami konsep yang memiliki arti ganda, pemecahan masalah

Pada teori ini, komponen pemrosesan informasi dibagi menjadi tiga berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya. Ketiga komponen itu adalah:
a. Sensory Receptor (SR): tempat pertama kali informasi diterima dari luar.
b. Working Memory (WM): penangkapan informasi yang diberi perhatian oleh individu. Punya kapasitas yang terbatas, sehingga informasi yang didapat hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik apabila tanpa adanya upaya pengulangan (rehearsal).
c. Long Term Memory (LTM): punya kapasitas yang tidak terbatas, informasi yang telah diterima tidak pernah terhapus

-Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval).

-Menurut teori Gagne, hasil pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia (human capabilities) yang terdiri atas: informasi verbal (informasi yg diungkapkan scra tertulis maupun lisan), kecakapan intelektual (interaksi dengan lingkungan), strategi kognitif (mengelola aktivitas, mengendalikan ingatan), sikap, dan kecakapan motorik.

Beberapa langkah dalam implementasi Teori Sibernetik:
-Menentukan tujuan pembelajaran
-Menentukan materi pelajaran
-Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dng sistem informasi itu (apakah Algoritmik ataukan Heuristik)
-Menyusun materi pelajaran dlm urutan yg sesuai dng sistem informasinya
-Menyajikan materi & membimbing siswa belajar dng pola yg sesuai dng urutan materi pelajaran

-Aplikasi teori sibernetik dalam pembelajaran: Pemrosesan informasi dalam pembelajaran tidak terlepas dari komunikasi. Melalui komunikasi guru sebagai sumber menyampaikan informasi materi pelajaran, adanya komunikasi maka timbul umpan balik. Dengan adanya umpan balik dari siswa, guru akan mengetahui apakah materi yang disampaikan telah dipahami dan apa kesulitan siswa dalam memahami, jika ada maka perlu diadakan remidial. Sebaliknya, umpan balik dari guru misalnya dalam bentuk nilai atas hasil kerja siswa akan mengingatkan kepada siswa sampai sejauh mana penguasaannya terhadap materi yang sedang dipelajari. Berdasarkan umpan balik tersebut siswa dapat memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil belajarnya jika kurang memuaskan.

Senin, 27 Februari 2017

REFLEKSI DIRI DAY 9: RAISING YOUR SELF EFFICACY !


Nama: Ira Hayani
NIM: 150341601970
Offr: B

Hari ini kami berdiskusi mengenai teori humanistik yang lebih melihat perkembangan kepribadian manusia dan membangun ke arah yang positif. Indikator keberhasilan: siswa merasa senang setelah belajar. Guru memberikan materi yang dihubungkan dengan fakta agar siswa lebih memahami materi tersebut.

Beberapa tokoh yang menngemukakan tentang teori humanistik
-Arthur comb: guru harus paham sama murid jadi tidak boleh memaksakan materinya sehingga guru harus memahami siswa
-Maslow: pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal: (1) suatu usaha yang positif untuk berkembang (2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Kebutuhan hirarki menurut Maslow: psikologi need (makan, minum); safety n security; love n belonginess; self esteem, self actualization (aktualisasi diri kebutuhan untuk mengembangkan potensi diri)
-Carl Rogers: ada tiga konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya:
(1)Organisme
(2)Medan fenomena, semua pengalaman yang dimiliki individu
(3)Self, jika konstruksi diri sudah terbentuk, maka aktualisasi diri mulai terbentuk yang mengacu pada pengalaman individu. Ada beberepa hal yang mempengaruhi self yaitu kesadaran, kebutuhan untuk disukai atau diterima oleh orang lain.

Aplikasi Teori Humanistik
-Guru menghubungkan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan terpakai, atau manfaat dalam kegiatan sehari-hari, misal mempelajari mesin untuk memperbaiki mobil.
-Experiential Learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar experiential learning mencakup : keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa.

-Self effycacy: keyakinan terhadap dirinya sendiri bahwa dia mampu melakukan sesuatu, tiap individu memiliki tingkat efikasi diri yang berbeda, jika seseorang memiliki tingkat efikasi tinggi maka dia percaya bahwa dia mampu sukses menyelesaikan tugas sesuai kemampuannya, sebaliknya jika memiliki tingkat efikasi rendah maka dia menganggap dirinya tidak mampu mengerjakan segala sesuatu, dan prediksi tingkah laku yang dihasilkan dia menjadi depresi jika ada orang sekitarnya yang sukses juga menjadi apatis (bodo amat karena aku tidak bisa), pasrah dan pesimis.

-Faktor yang mempengaruhi efikasi:
(1)kemampuan yang dituntut oleh siatuasi yang berbeda
(2)kehadiran orang lain, untuk seseorang yang memiliki efikasi tinggi maka dia itu tetap yakin meskipun ada orang lain yang lebih pintar, sebaliknya untuk efikasi yang rendah dia akan menjadi minder dan akhirnya dia kalah
(3)keadaan fisiolog dan emosional

Fase pembentukan self efficacy: masa perkembangan, keluarga, teman sebaya (bisa mengetahui kemampuannya), sekolah (menumbuhkan self eficacy kognitif), pengalaman masa remaja, self eficacy masa dewasa, self eficacy lansia.

Tiga dimensi sel: magnitude, generality, strength

Bagaimana mengubah self eficacy yang rendah: murid tersebut bisa konseling ke guru bk untuk konsultasi, akhirnya dia bisa merubah dan self eficacy bisa meningkat, jadi harus ada kemauan dari individu sendiri dulu untuk mau berubah jadi lebih baik, sehingga bergantung dari dirinya masing-masing, juga lingkungan yang harus mendukung dan membantu siswa tersebut untuk memiliki rasa percaya diri yang tinggi jadi harus saling membantu antar teman dan tidak ada bully atau judge jika ada teman yang ingin berubah menjadi lebih baik.




Nama: Ira Hayani
NIM: 150341601970
Offr: B

Hari ini kami berdiskusi mengenai teori humanistik yang lebih melihat perkembangan kepribadian manusia dan membangun ke arah yang positif. Indikator keberhasilan: siswa merasa senang setelah belajar. Guru memberikan materi yang dihubungkan dengan fakta agar siswa lebih memahami materi tersebut.

Beberapa tokoh yang menngemukakan tentang teori humanistik
-Arthur comb: guru harus paham sama murid jadi tidak boleh memaksakan materinya sehingga guru harus memahami siswa
-Maslow: pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal: (1) suatu usaha yang positif untuk berkembang (2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Kebutuhan hirarki menurut Maslow: psikologi need (makan, minum); safety n security; love n belonginess; self esteem, self actualization (aktualisasi diri kebutuhan untuk mengembangkan potensi diri)
-Carl Rogers: ada tiga konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya:
(1)Organisme
(2)Medan fenomena, semua pengalaman yang dimiliki individu
(3)Self, jika konstruksi diri sudah terbentuk, maka aktualisasi diri mulai terbentuk yang mengacu pada pengalaman individu. Ada beberepa hal yang mempengaruhi self yaitu kesadaran, kebutuhan untuk disukai atau diterima oleh orang lain.

Aplikasi Teori Humanistik
-Guru menghubungkan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan terpakai, atau manfaat dalam kegiatan sehari-hari, misal mempelajari mesin untuk memperbaiki mobil.
-Experiential Learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar experiential learning mencakup : keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa.

-Self effycacy: keyakinan terhadap dirinya sendiri bahwa dia mampu melakukan sesuatu, tiap individu memiliki tingkat efikasi diri yang berbeda, jika seseorang memiliki tingkat efikasi tinggi maka dia percaya bahwa dia mampu sukses menyelesaikan tugas sesuai kemampuannya, sebaliknya jika memiliki tingkat efikasi rendah maka dia menganggap dirinya tidak mampu mengerjakan segala sesuatu, dan prediksi tingkah laku yang dihasilkan dia menjadi depresi jika ada orang sekitarnya yang sukses juga menjadi apatis (bodo amat karena aku tidak bisa), pasrah dan pesimis.

-Faktor yang mempengaruhi efikasi:
(1)kemampuan yang dituntut oleh siatuasi yang berbeda
(2)kehadiran orang lain, untuk seseorang yang memiliki efikasi tinggi maka dia itu tetap yakin meskipun ada orang lain yang lebih pintar, sebaliknya untuk efikasi yang rendah dia akan menjadi minder dan akhirnya dia kalah
(3)keadaan fisiolog dan emosional

Fase pembentukan self efficacy: masa perkembangan, keluarga, teman sebaya (bisa mengetahui kemampuannya), sekolah (menumbuhkan self eficacy kognitif), pengalaman masa remaja, self eficacy masa dewasa, self eficacy lansia.

Tiga dimensi sel: magnitude, generality, strength

Bagaimana mengubah self eficacy yang rendah: murid tersebut bisa konseling ke guru bk untuk konsultasi, akhirnya dia bisa merubah dan self eficacy bisa meningkat, jadi harus ada kemauan dari individu sendiri dulu untuk mau berubah jadi lebih baik, sehingga bergantung dari dirinya masing-masing, juga lingkungan yang harus mendukung dan membantu siswa tersebut untuk memiliki rasa percaya diri yang tinggi jadi harus saling membantu antar teman dan tidak ada bully atau judge jika ada teman yang ingin berubah menjadi lebih baik.



REFLEKSI DIRI DAY 8: MULTIPLE CHOICE? NOT ALWAYS BAD


Nama : Ira Hayani
NIM : 150341601970
Offr : B

Hari ini kami berdiskusi mengenai teori konstruktivisme. Teori ini memberikan kebebasan terhadap manusia untuk membangun pengetahuaannya sendiri.  Ada 3 tokoh, Bapak John Dewey (guru sbg fasilitator); Bapak Piaget (pengetahuan tidak diperoleh secara pasif tapi melalui tindakan, proses belajar meliputi tiga yaitu asimilasi, akomodasi, equilibrasi); Vygotsky (belajar itu ada interaksi antara murid dan guru).

Ciri-ciri teori belajar konstruktivisme: berpatokan sama peran aktif siswa, jadi guru hanya sebagai fasilitator, juga memberi peluang ke siswa untuk berpendapat, guru tidak banyak menjelaskan, siswa harus menggali sendiri pengetahuan, pendidik harus menerima pernyataan yang disampaikan oleh siswanya, siswa harus bertanya sehingga ada komunikasi, lebih mementingkan prosesnya namun bukan berarti hasil belajar diabaikan tapi juga diperhatikan.

Prinsip teori konstruktivisme: pengetahuan dibangun sama siswa sendiri, pengetahuan tidak bisa dipindah dari guru ke murid, kecuali dengan keaktifan murid itu sendiri, guru memberikan saran, siswa harus aktif, menilai pendapat siswa. Proses belajarnya, peranan guru hanya meluruskan konsep yang salah dan memperbaikinya, tapi siswa harus mencari sendiri dulu, sarana belajar seperti adanya akses internet, laboratorium yang lengkap, adanya evaluasi untuk mengetahui kualitas keberhasilan siswa dalam memahami materi siswa. Kekurangan teori ini yaitu siswa yang mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dapat menyebabkan miskonsepsi, juga tiap anak butuh waktu yang lama untuk mengkonstruk sendiri pengetahuaannya, juga sarana tiap sekolah yang berbeda membatasi siswa untuk mengkonstruk pengetahuannya.

Setelah berdiskusi mengenai teori konstruktivisme, tiba-tiba Pak dosen memberikan kami pretest, yang sebenarnya diberikan pada awal masuk perkuliahan namun karena soal baru selesai dibuat maka diberikan hari ini. Soal yang diberikan mengenai materi belajar dan pembelajaran yang beberapa materi sudah disampaikan selama perkuliahan dan ada yang belum seperti teori self-efficacy. Soal berupa pilihan ganda, atau multiple choice, meskipun bentuknya multiple choice, soal kali ini menurut saya butuh pemikiran yang ekstra karena berisi permasalahan atau kasus-kasus yang dalam menjawabnya perlu menganalisis. Sehingga saya menjawab soal semampu saya dan setelah ada pretest tersebut saya jadi berpikir bahwa soal multiple choice tidak selamanya jelek karena hal tersebut bergantung pada cara guru yang membuat yang juga harus pintar dalam membuat soal multiple choice yang berbobot, sehingga dalam konteks ini selain guru yang berlatih membuat soal, siswa juga dapat belajar menganalisis suatu masalah.


Nama : Ira Hayani
NIM : 150341601970
Offr : B

Hari ini kami berdiskusi mengenai teori konstruktivisme. Teori ini memberikan kebebasan terhadap manusia untuk membangun pengetahuaannya sendiri.  Ada 3 tokoh, Bapak John Dewey (guru sbg fasilitator); Bapak Piaget (pengetahuan tidak diperoleh secara pasif tapi melalui tindakan, proses belajar meliputi tiga yaitu asimilasi, akomodasi, equilibrasi); Vygotsky (belajar itu ada interaksi antara murid dan guru).

Ciri-ciri teori belajar konstruktivisme: berpatokan sama peran aktif siswa, jadi guru hanya sebagai fasilitator, juga memberi peluang ke siswa untuk berpendapat, guru tidak banyak menjelaskan, siswa harus menggali sendiri pengetahuan, pendidik harus menerima pernyataan yang disampaikan oleh siswanya, siswa harus bertanya sehingga ada komunikasi, lebih mementingkan prosesnya namun bukan berarti hasil belajar diabaikan tapi juga diperhatikan.

Prinsip teori konstruktivisme: pengetahuan dibangun sama siswa sendiri, pengetahuan tidak bisa dipindah dari guru ke murid, kecuali dengan keaktifan murid itu sendiri, guru memberikan saran, siswa harus aktif, menilai pendapat siswa. Proses belajarnya, peranan guru hanya meluruskan konsep yang salah dan memperbaikinya, tapi siswa harus mencari sendiri dulu, sarana belajar seperti adanya akses internet, laboratorium yang lengkap, adanya evaluasi untuk mengetahui kualitas keberhasilan siswa dalam memahami materi siswa. Kekurangan teori ini yaitu siswa yang mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dapat menyebabkan miskonsepsi, juga tiap anak butuh waktu yang lama untuk mengkonstruk sendiri pengetahuaannya, juga sarana tiap sekolah yang berbeda membatasi siswa untuk mengkonstruk pengetahuannya.

Setelah berdiskusi mengenai teori konstruktivisme, tiba-tiba Pak dosen memberikan kami pretest, yang sebenarnya diberikan pada awal masuk perkuliahan namun karena soal baru selesai dibuat maka diberikan hari ini. Soal yang diberikan mengenai materi belajar dan pembelajaran yang beberapa materi sudah disampaikan selama perkuliahan dan ada yang belum seperti teori self-efficacy. Soal berupa pilihan ganda, atau multiple choice, meskipun bentuknya multiple choice, soal kali ini menurut saya butuh pemikiran yang ekstra karena berisi permasalahan atau kasus-kasus yang dalam menjawabnya perlu menganalisis. Sehingga saya menjawab soal semampu saya dan setelah ada pretest tersebut saya jadi berpikir bahwa soal multiple choice tidak selamanya jelek karena hal tersebut bergantung pada cara guru yang membuat yang juga harus pintar dalam membuat soal multiple choice yang berbobot, sehingga dalam konteks ini selain guru yang berlatih membuat soal, siswa juga dapat belajar menganalisis suatu masalah.

Minggu, 26 Februari 2017

TEORI HUMANISTIK DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN


Teori humanistik ini mengedepankan emosi dalam dunia pendidikan juga melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk belajar lebih baik dan juga berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Jadi para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan merencanakan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Jadi bukan hal yang benar apabila anak dipaksa untuk belajar sesuatu sebelum mereka siap secara fisiologis dan juga punya keinginan, karena jika dipaksa maka percuma saja setelah mengajarkan materi si anak tidak memperoleh apa-apa karena pikirannya tidak fokus, sehingga ada kterkaitannya dengan keberhasilan akademik. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan membantu dalam mewujudkan potensi yang ada dalam diri mereka.

     Tokoh-Tokoh Teori Humanistik
-Arthur Combs: belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu, jadi guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai dengan peserta didik, hal tersebut bukan karena mereka bodoh namun karena mereka merasa tidak ada gunanya mempelajari hal tersebut, atau ketika mereka mempelajarinya tidak akan memberi dampak baik baginya. Oleh karena itu guru harus memahami perilaku siswa tersebut dan mengubah mindset mereka.
-Maslow: teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa didalam diri individu ada dua hal: (1) suatu usaha yang positif untuk berkembang, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar (2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu, takut mengambil kesempatan/keputusan.
-Carl Ransom Rogers: ada dua tipe belajar, yaitu kognitif (kebermaknaan), dan experiential (pengalaman)

Teori humanistik Carl Rogers (person centered)
-Struktur kepribadian: ada tiga konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya:
(1)Organisme
(2)Medan fenomena, semua pengalaman yang dimiliki individu
(3)Self, jika konstruksi diri sudah terbentuk, maka aktualisasi diri mulai terbentuk yang mengacu pada pengalaman individu. Ada beberepa hal yang mempengaruhi self yaitu kesadaran, kebutuhan untuk disukai atau diterima oleh orang lain.
-Teori Rogers disebut humanis karena teori ini percaya bahwa setiap individu adalah positif, serta menolak teori Freud dan behaviorisme.
-Asumsi dasar teori Rogers adalah kecenderungan formatif dan kecenderungan aktualisasi.
- Diri (self) adalah terbentuk dari pengalaman mulai dari bayi, di mana diri terdiri dari 2 subsistem yaitu konsep diri dan diri ideal.
- Kebutuhan individu ada 4 yaitu : (1) pemeliharaan, (2) peningkatan diri, (3) penghargaan positif (positive regard), dan (4) Penghargaan diri yang positif (positive self-regard)
- Stagnasi psikis terjadi bila terjadi karena pengalaman dan konsep diri yang tidak konsisten dan untuk menghindarinya adalah pertahanan (1) distorsi dan (2) penyangkalan.

Aplikasi Teori Humanistik
-guru menghubungkan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan terpakai, atau manfaat dalam kegiatan sehari-hari, misal mempelajari mesin untuk memperbaiki mobil.
-Experiential Learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar experiential learning mencakup : keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa.
-siswa akan mempelajari hal yang bermakna bagi dirinya, juga memiliki relevansi dengan kehidupan sehari-hari.
-belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam
-siswa bebas mengemukakan pendapat

-Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterpkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
-Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.
-Ciri-ciri guru yang baik dan kurang baik menurut Humanistik
Guru yang baik menurut teori ini adalah : Guru yang memiliki rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis, mampu berhubungan dengan siswa dengan mudah dan wajar.Ruang kelads lebih terbuka dan mampu menyesuaikan pada perubahan.
-Sedangkan guru yang tidak efektif adalah guru yang memiliki rasa humor yang rendah ,mudah menjadi tidak sabar ,suka melukai perasaan siswaa dengan komentsr ysng menyakitkan,bertindak agak otoriter, dan kurang peka terhadap perubahan yang ada.

-Self Efficacy (teori Bandura): keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu.
eg: punya target percaya diri dapat A terus, terus strateginya bagaimana biar dapat a, harus ada planning. Hal ini agak sulit untuk diajarkan pada murid, karena murid dianjurkan mempunyai motivasi atau kepercayaan diri bahwa mereka mampu.
eg: ada kd (kompetensi dasar), siswa menuliskan target” yang harus dicapai dalam dinding kamar mereka


Teori humanistik ini mengedepankan emosi dalam dunia pendidikan juga melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk belajar lebih baik dan juga berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Jadi para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan merencanakan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Jadi bukan hal yang benar apabila anak dipaksa untuk belajar sesuatu sebelum mereka siap secara fisiologis dan juga punya keinginan, karena jika dipaksa maka percuma saja setelah mengajarkan materi si anak tidak memperoleh apa-apa karena pikirannya tidak fokus, sehingga ada kterkaitannya dengan keberhasilan akademik. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan membantu dalam mewujudkan potensi yang ada dalam diri mereka.

     Tokoh-Tokoh Teori Humanistik
-Arthur Combs: belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu, jadi guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai dengan peserta didik, hal tersebut bukan karena mereka bodoh namun karena mereka merasa tidak ada gunanya mempelajari hal tersebut, atau ketika mereka mempelajarinya tidak akan memberi dampak baik baginya. Oleh karena itu guru harus memahami perilaku siswa tersebut dan mengubah mindset mereka.
-Maslow: teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa didalam diri individu ada dua hal: (1) suatu usaha yang positif untuk berkembang, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar (2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu, takut mengambil kesempatan/keputusan.
-Carl Ransom Rogers: ada dua tipe belajar, yaitu kognitif (kebermaknaan), dan experiential (pengalaman)

Teori humanistik Carl Rogers (person centered)
-Struktur kepribadian: ada tiga konstruk yang menjadi dasar penting dalam teorinya:
(1)Organisme
(2)Medan fenomena, semua pengalaman yang dimiliki individu
(3)Self, jika konstruksi diri sudah terbentuk, maka aktualisasi diri mulai terbentuk yang mengacu pada pengalaman individu. Ada beberepa hal yang mempengaruhi self yaitu kesadaran, kebutuhan untuk disukai atau diterima oleh orang lain.
-Teori Rogers disebut humanis karena teori ini percaya bahwa setiap individu adalah positif, serta menolak teori Freud dan behaviorisme.
-Asumsi dasar teori Rogers adalah kecenderungan formatif dan kecenderungan aktualisasi.
- Diri (self) adalah terbentuk dari pengalaman mulai dari bayi, di mana diri terdiri dari 2 subsistem yaitu konsep diri dan diri ideal.
- Kebutuhan individu ada 4 yaitu : (1) pemeliharaan, (2) peningkatan diri, (3) penghargaan positif (positive regard), dan (4) Penghargaan diri yang positif (positive self-regard)
- Stagnasi psikis terjadi bila terjadi karena pengalaman dan konsep diri yang tidak konsisten dan untuk menghindarinya adalah pertahanan (1) distorsi dan (2) penyangkalan.

Aplikasi Teori Humanistik
-guru menghubungkan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan terpakai, atau manfaat dalam kegiatan sehari-hari, misal mempelajari mesin untuk memperbaiki mobil.
-Experiential Learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar experiential learning mencakup : keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa.
-siswa akan mempelajari hal yang bermakna bagi dirinya, juga memiliki relevansi dengan kehidupan sehari-hari.
-belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam
-siswa bebas mengemukakan pendapat

-Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterpkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
-Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.
-Ciri-ciri guru yang baik dan kurang baik menurut Humanistik
Guru yang baik menurut teori ini adalah : Guru yang memiliki rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis, mampu berhubungan dengan siswa dengan mudah dan wajar.Ruang kelads lebih terbuka dan mampu menyesuaikan pada perubahan.
-Sedangkan guru yang tidak efektif adalah guru yang memiliki rasa humor yang rendah ,mudah menjadi tidak sabar ,suka melukai perasaan siswaa dengan komentsr ysng menyakitkan,bertindak agak otoriter, dan kurang peka terhadap perubahan yang ada.

-Self Efficacy (teori Bandura): keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu.
eg: punya target percaya diri dapat A terus, terus strateginya bagaimana biar dapat a, harus ada planning. Hal ini agak sulit untuk diajarkan pada murid, karena murid dianjurkan mempunyai motivasi atau kepercayaan diri bahwa mereka mampu.
eg: ada kd (kompetensi dasar), siswa menuliskan target” yang harus dicapai dalam dinding kamar mereka

Sabtu, 25 Februari 2017

REVIEW TODAY


Hari ini kami melakukan review materi-materi sebelumnya dan berdiskusi dengan teman sekelas. Berikut hasil review:

-Pada akhir pembelajaran sebaiknya guru membuat kesimpulan, dengan cara membenarkan/meluruskan prinsip yang salah/menyimpang dari materi, menjelaskan kembali point-point penting dari pembelajaran, mengaitkan pelajaran sekarang atau yang telah diperoleh untuk kedepannya, mengambil hal penting dalam pembelajaran dan dikaitkan untuk belajar selanjutnya. Jadi apa yang telah dipelajari nantinya itu ada implikasinya ke pembelajaran selanjutnya.
eg: hari ini belajar tentang struktur virus, besoknya penyakit yang disebabkan virus. Jadi hasil belajar itu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

-Asimilasi: penggabungan konsep lama dengan konsep baru
Eg:  tidak suka makan sayur, harus ada rangsangan positif (mengkombinasi sayur dengan makanan lain, memberi tahu manfaat sayur untuk kesehatan), agar seseorang itu suka makan sayur.
Asimilasi ini lebih sulit dilakukan untuk orang yang sudah dewasa, karena orang dewasa punya pengalaman banyak yang menguatkan konsep dari dulu yang telah dimiliki
-Akomodasi: pembentukan konsep baru
-Equilibrium: keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi, latar belakang adanya equilibrium karena ada ketidaksimbangan antara asimilasi dengan akomodasi
Eg: siswa suka online, orang tua online ya susah

Teori Belajar Menurut Beberapa Tokoh:
Vigotsky: interaksi sosial, kontruktivisme sosial, eg: diskusi, kooperatif learning
Piaget: perkembangan kognitif sejalan dengan perkembangan mental juga umur
Hubungan teori keduanya, eg: misal dari interaksi diskusi guru dengan murid jadi dapat menambah pengetahuan sehingga perkembangan konitif juga bertambah

-Beda penghargaan dengan hadiah:
hadiah itu diberi secara cuma-cuma, tidak berkaitan langsung dengan pembelajaraan
penghargaan dilihat dari prosesnya, berkaitan langsung dengan proses pembelajaran, jadi harus diexpose

-SELF EFFICACY (teori Bandura): keyakinan kemauan diri, keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu.
eg: punya target percaya diri dapat A terus, terus strateginya bagaimana biar dapat a, planning. Hal ini agak sulit untuk diajarkan pada murid
eg: ada kd (kompetensi dasar), siswa menuliskan target” yang harus dicapai dalam dinding kamar mereka

-Asosiasi dalam perilaku, Trial n error : misal anak disuruh mengambil panci yang panas, tapi tidak ada jampel, akhirnya dia mengambil kain untuk memindahkan panci tersebut tanpa berpikir kain itu aman apa nggak, jadi hal yang dilakukan itu tidak beralasan
-Asosiasi tidak selamanya berlaku, ada yang terkait dengan stimulus respon dan ada yang tidak, eg: ada orang berkumis tebal, siswa beranggapan guru itu jahat, jadi siswa tersebut mengaitkan sebuah peristiwa meskipun peristiwa itu tidak ada kaitannya

-Konstruktivistik: bagaimana cara belajar yang dipakai seseorang asal dia paham,
eg: (1) thomas alfa edison menemukan lampu dengan sendiri tanpa orang lain, jadi membangun pemahaman, dan dia menghasilkan produk, (2) benda logam jika dipukul menghasilkan bunyi, magnet menghasilkan muatan, terus menghasilkan bel listrik. Jadi produk bisa 2/3 dimensi, misal soal tes tetapi jangan hanya soal menghafal, harus lebih banyak soal kasus untuk dianalisis. Multiple choice bukan soal yang jelek asal membuatnya bagus.




Hari ini kami melakukan review materi-materi sebelumnya dan berdiskusi dengan teman sekelas. Berikut hasil review:

-Pada akhir pembelajaran sebaiknya guru membuat kesimpulan, dengan cara membenarkan/meluruskan prinsip yang salah/menyimpang dari materi, menjelaskan kembali point-point penting dari pembelajaran, mengaitkan pelajaran sekarang atau yang telah diperoleh untuk kedepannya, mengambil hal penting dalam pembelajaran dan dikaitkan untuk belajar selanjutnya. Jadi apa yang telah dipelajari nantinya itu ada implikasinya ke pembelajaran selanjutnya.
eg: hari ini belajar tentang struktur virus, besoknya penyakit yang disebabkan virus. Jadi hasil belajar itu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

-Asimilasi: penggabungan konsep lama dengan konsep baru
Eg:  tidak suka makan sayur, harus ada rangsangan positif (mengkombinasi sayur dengan makanan lain, memberi tahu manfaat sayur untuk kesehatan), agar seseorang itu suka makan sayur.
Asimilasi ini lebih sulit dilakukan untuk orang yang sudah dewasa, karena orang dewasa punya pengalaman banyak yang menguatkan konsep dari dulu yang telah dimiliki
-Akomodasi: pembentukan konsep baru
-Equilibrium: keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi, latar belakang adanya equilibrium karena ada ketidaksimbangan antara asimilasi dengan akomodasi
Eg: siswa suka online, orang tua online ya susah

Teori Belajar Menurut Beberapa Tokoh:
Vigotsky: interaksi sosial, kontruktivisme sosial, eg: diskusi, kooperatif learning
Piaget: perkembangan kognitif sejalan dengan perkembangan mental juga umur
Hubungan teori keduanya, eg: misal dari interaksi diskusi guru dengan murid jadi dapat menambah pengetahuan sehingga perkembangan konitif juga bertambah

-Beda penghargaan dengan hadiah:
hadiah itu diberi secara cuma-cuma, tidak berkaitan langsung dengan pembelajaraan
penghargaan dilihat dari prosesnya, berkaitan langsung dengan proses pembelajaran, jadi harus diexpose

-SELF EFFICACY (teori Bandura): keyakinan kemauan diri, keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu.
eg: punya target percaya diri dapat A terus, terus strateginya bagaimana biar dapat a, planning. Hal ini agak sulit untuk diajarkan pada murid
eg: ada kd (kompetensi dasar), siswa menuliskan target” yang harus dicapai dalam dinding kamar mereka

-Asosiasi dalam perilaku, Trial n error : misal anak disuruh mengambil panci yang panas, tapi tidak ada jampel, akhirnya dia mengambil kain untuk memindahkan panci tersebut tanpa berpikir kain itu aman apa nggak, jadi hal yang dilakukan itu tidak beralasan
-Asosiasi tidak selamanya berlaku, ada yang terkait dengan stimulus respon dan ada yang tidak, eg: ada orang berkumis tebal, siswa beranggapan guru itu jahat, jadi siswa tersebut mengaitkan sebuah peristiwa meskipun peristiwa itu tidak ada kaitannya

-Konstruktivistik: bagaimana cara belajar yang dipakai seseorang asal dia paham,
eg: (1) thomas alfa edison menemukan lampu dengan sendiri tanpa orang lain, jadi membangun pemahaman, dan dia menghasilkan produk, (2) benda logam jika dipukul menghasilkan bunyi, magnet menghasilkan muatan, terus menghasilkan bel listrik. Jadi produk bisa 2/3 dimensi, misal soal tes tetapi jangan hanya soal menghafal, harus lebih banyak soal kasus untuk dianalisis. Multiple choice bukan soal yang jelek asal membuatnya bagus.



Sabtu, 18 Februari 2017

TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISTIK DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN


- Teori Konstruktivisme merupakan teori yang memberikan kebebasan dan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri, dan akhirnya pengetahuan dibangun dan sendiri oleh siswa melalui pengalaman dan hasil interaksi dengan lingkungannya, jadi pengetahuannya adalah bentukan (konstruksi) dari siswa itu sendiri, dan proses belajarnya atau membangun pengetahuan ini berdasarkan kematangan kognitif yang telah dimiliki siswa jadi teori ini sangat berkaitan dengan teori kognitif. Pada teori ini guru lebih berperan sebagai fasilitator juga menyediakan pembelajaran.

-Empat hal yang diperhatikan dalam pembelajaran yang berlandaskan konstruktivisme yaitu:
(1) berkaitan dengan pengetahuan awal siswa (prior knowledge), jadi misal di smp pasti tiap anak memiliki bekal informasi dari hasil belajar yang berbeda dari sd nya dulu, dan untuk menyamakan pemikiran konsep maka perlu pendekatan
(2) belajar melalui pengalaman (experiences)
(3) melibatkan interaksi sosial (social iriteraction)
(4) kepahaman (sense making)

-Tujuan dari teori ini siswa mampu untuk menjadi pemikir yang mandiri, seperti belajar memecahkan suatu permasalahan

-Ciri – ciri pembelajaran secara kontruktivisme:
1. Memberi peluang kepada siswa untuk membina pengetahuan baru melalui penglihatan dalam dunia sebenarnya, seperti melalui kegiatan eksplorasi
2. Membentuk sikap murid
3. Mengajak siswa untuk bertanya ke guru juga berdiskusi dengan teman-teman apabila diberi suatu permasalahan
4. Mengembangkan proses inkuiri siswa melalui eksperimen, praktikum

-Prinsip konstruktivisme
a. pengetahuan itu dibangun oleh siswa itu sendiri dan dikonstruk secara terus menerus agar ada perubahan konsep yang lebih baik
b. siswa harus aktif dalam menalar pengetahuan
c. guru sebagai fasilitator, juga dalam pembelajarannya guru sekedar memberi saran agar pembelajaran mencapai tujuan
d. menilai tiap pendapat siswa, jadi karena siswa membangun pengetahuannya sendiri maka akan terdapat berbagai macam pendapat dari tiap anak yang pemikirannya berbeda-beda.

Kelebihan konstruktivisme
-siswa terus berpikir untuk menyelesaikan masalah, mencari ide baru, dan membuat keputusan misal hasil dari diskusi kelompok
-siswa jadi lebih memahami materi karena dia sendiri yang mengonstruksi pengetahuan
-daya ingat siswa jadi lebih lama, karena mereka terlibat aktif dalam pembelajaran seperti menyelesaikan suatu permasalahan, sehingga siswa paham benar konsep yang menjadikan konsep tersebut masuk ke long-term memory
-siswa jadi pandai berkomunikasi dan berinteraksi sesama teman karena proses diskusi, maupun guru karena siswa akan bertanya dan mengklarifikasi hasil pengetahuannya pada guru, jadi guru juga membina pengetahuan baru yang didapatkan oleh siswa
-siswa akan termotivasi belajar dalam memperoleh pengetahuan baru

Kelemahan
-pengetahuan yang dibangun tidak sesuai kaidah sehingga menyebabkan miskonsepsi
-keterbatasan sarana prasarana sekolah yang mendukung pembelajaran konstruktivisme, seperti alat dan bahan praktikum






- Teori Konstruktivisme merupakan teori yang memberikan kebebasan dan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri, dan akhirnya pengetahuan dibangun dan sendiri oleh siswa melalui pengalaman dan hasil interaksi dengan lingkungannya, jadi pengetahuannya adalah bentukan (konstruksi) dari siswa itu sendiri, dan proses belajarnya atau membangun pengetahuan ini berdasarkan kematangan kognitif yang telah dimiliki siswa jadi teori ini sangat berkaitan dengan teori kognitif. Pada teori ini guru lebih berperan sebagai fasilitator juga menyediakan pembelajaran.

-Empat hal yang diperhatikan dalam pembelajaran yang berlandaskan konstruktivisme yaitu:
(1) berkaitan dengan pengetahuan awal siswa (prior knowledge), jadi misal di smp pasti tiap anak memiliki bekal informasi dari hasil belajar yang berbeda dari sd nya dulu, dan untuk menyamakan pemikiran konsep maka perlu pendekatan
(2) belajar melalui pengalaman (experiences)
(3) melibatkan interaksi sosial (social iriteraction)
(4) kepahaman (sense making)

-Tujuan dari teori ini siswa mampu untuk menjadi pemikir yang mandiri, seperti belajar memecahkan suatu permasalahan

-Ciri – ciri pembelajaran secara kontruktivisme:
1. Memberi peluang kepada siswa untuk membina pengetahuan baru melalui penglihatan dalam dunia sebenarnya, seperti melalui kegiatan eksplorasi
2. Membentuk sikap murid
3. Mengajak siswa untuk bertanya ke guru juga berdiskusi dengan teman-teman apabila diberi suatu permasalahan
4. Mengembangkan proses inkuiri siswa melalui eksperimen, praktikum

-Prinsip konstruktivisme
a. pengetahuan itu dibangun oleh siswa itu sendiri dan dikonstruk secara terus menerus agar ada perubahan konsep yang lebih baik
b. siswa harus aktif dalam menalar pengetahuan
c. guru sebagai fasilitator, juga dalam pembelajarannya guru sekedar memberi saran agar pembelajaran mencapai tujuan
d. menilai tiap pendapat siswa, jadi karena siswa membangun pengetahuannya sendiri maka akan terdapat berbagai macam pendapat dari tiap anak yang pemikirannya berbeda-beda.

Kelebihan konstruktivisme
-siswa terus berpikir untuk menyelesaikan masalah, mencari ide baru, dan membuat keputusan misal hasil dari diskusi kelompok
-siswa jadi lebih memahami materi karena dia sendiri yang mengonstruksi pengetahuan
-daya ingat siswa jadi lebih lama, karena mereka terlibat aktif dalam pembelajaran seperti menyelesaikan suatu permasalahan, sehingga siswa paham benar konsep yang menjadikan konsep tersebut masuk ke long-term memory
-siswa jadi pandai berkomunikasi dan berinteraksi sesama teman karena proses diskusi, maupun guru karena siswa akan bertanya dan mengklarifikasi hasil pengetahuannya pada guru, jadi guru juga membina pengetahuan baru yang didapatkan oleh siswa
-siswa akan termotivasi belajar dalam memperoleh pengetahuan baru

Kelemahan
-pengetahuan yang dibangun tidak sesuai kaidah sehingga menyebabkan miskonsepsi
-keterbatasan sarana prasarana sekolah yang mendukung pembelajaran konstruktivisme, seperti alat dan bahan praktikum





Rabu, 15 Februari 2017

REFLEKSI DIRI DAY 7: MEANINGFUL LEARNING

Nama  : Ira Hayani
NIM   : 150341601970
Offr    : B

Senin ini tanggal 13 Februari 2017, saya dan teman-teman mempelajari tentang teori kognitif yang materinya dipresentasikan oleh kelompok 1 yaitu teh Ulfa, Ida, dan Ilus. Berikut hasil diskusi belajar pada hari ini.

Istilah kognitif berasal dari kata "cognition" yang artinya adalah pengartian.


Terdapat tiga jenis pengetahuan:
Pengetahuan deklaratif: pengetahuan dalam bentuk informasi verbal seperti fakta-fakta; pengetahuan akan sesuatu hal
Pengetahuan prosedural: ada proses, apa yang harus kita lakukan setelah dapat pengetahuan, jenis pengetahuan yang dapat didemonstrasikan saat menyelesaikan suatu masalah atau melakukan suatu tugas, atau dengan kata lain "mengetahui bagaimana..."
Pengetahuan kondisionla: kita harus mengetahui kapan menggunakan pengetahuan deklaratif maupun pengetahuan prosedural

Teori Kognitif menurut beberapa tokoh :) 

(1) Gestalt : insight (pengalaman tilikan, kemampuan kita untuk bisa mengetahui unsur pokok dari apa yang dipelajari), meaning learning (belajar bermakna, tidak sekedar menghafal), purposive behavior (mengetahui tujuan dari apa yang kita pelajari), life space (prinsip ruang hidup, kemampuan kita untuk mengaitkan dengan lingkungan tempat hidup kita), transfer (menggeneralisasikan terhadap masalah yang nanti kita temui, dan  mengaplikasikan  pengetahuan ke kehidupan nyata)

(2)Ausubel : advance organizer, ada kemajuan perkembangan mental, ada kebermaknaan bahan ajar yang diterima oleh siswa, penemuan bermakna, belajar dengan ceramah, menyampaikan kerangka materi seperti memberi hand out belajar, materi disampaikan secara bertahap, pemantapan materi dengan memberikan contoh yang relevan.

(3) Jean Piaget : perkembangan intelektual/ mental, adanya perubahan mental bukan nilai saja, ada tahapan anak dalam memahami dunianya, tahap sensory motor (kegiatan motorik 0-2 thn), tahap pre operational (3-7 mulai mengerti ada simbol dan lambang), tahap concrete operational (ada aturan yang jelas dan logis, anak tidak bisa dibohongi, karena mulai bisa tahu lingkungannya), tahap formal operational (pemberian informasi disesuaikan dengan perkembangan mentalnya)

(4) Jerome Bruner: perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yaitu : (1) enaktif ada respon atau aksi yang setelah diberi stimulus oleh guru (2) ikonik mulai diberikan gambaran, anak memahami dunianya melalui gambar atau visualisasi verbal, seperti menggambar  pohon (3) simbolik, anak memahami dunia melalui simbol bahasa.  Free discovery learning, dia belajar dari temuannya. Ada yang belajar harus ada pertanyaan dulu baru mengembangkan pengetahuan

Prinsip teori kognitif: pembelajar aktif (peserta didik juga harus lebih aktif), ada pemahaman dari yang diketahui, memahami dari rekaman (apa yang mereka lihat, dengar, mereka mahaminya dari situ), perubahan mental (dapat akhlak yang baik)

Kelebihan teori belajar kognitif :
lebih mementingkan proses perkembangan mental, jadi tidak seperti teori behavior, peserta didik diberi keluasan atau metode belajar sendiri, jadi terserah cara anak belajar kayak gimana terserah (ditempat yang tenang, diskusi dengan teman, mendengarkan musik), membntu memahami bahan belajar dengan lebih mudah (jadi belajar itu sperti maen, siswa jadi senang, sehingga siswa lebih paham, dan daya ingat siswa jadi lebih kuat, guru juga lebih mengenali siswa secara pribadi jadi lebih tau cara belajar anak.

Kekurangan teori belajar kognitif:
menganggap bahwa kemampuan setiap peserta didik itu sama, anak tidak mengerti materi sepenuhnya (anak disuruh cari sumber sendiri, jadi materi itu tidak melekat di otak), kurang bisa diterapkan jenjang pendidikan, seperti di smk karena jika hanya memahami teori saja kurang, karena dalam smk kebnyakan praktek.

gaya kognitif: setiap individu punya gaya belajar yang berbeda

Dimensi gaya kognitif: belajar sambil liat tv, field dependent (fd) : org belajar itu dipengaruhi lingkungannya, jadi nunggu ada perintah untuk belajar dulu baru belajar, field independent (fi): orang memiliki tingkat belajar yang tinggi, (sa): ada orang yang belajar harus berulang-ulang, ada juga yang baru baca saja sudah bisa

Ruang Lingkup Psikologi Kognitif:
sensasi - jadi sensasi itu di interpretasikan itu persepsi
atensi - mengabaikan informasi lain, misal nonton bola jadi tidak peduli keadaan sekitar
bahasa - suatu bentuk komunikasi
pemecahan - pemecahan maslah suatu pemikiran , jalan keluar, jadi membuat cara
kreativitas - melukis

Aplikasi dalam pembelajaran: memusatkan pada proses bukan hasilnya, anak jadi lebih kreatif dan punya inisiatif sendiri, memaklumi adanya perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan, mengutamakan siswa saling berinteraksi.

Misal: peserta didik merasa pelajaran terlalu cepat berakhir, berarti itu pembelajarannya berhasil

Robert gagne: melibatkan siswa lebih berperan aktif dalam kegiatan belajar

Diskusi:
-jika dikuliahan mementingkan ip, maka bagaimana dampak kejiwaan mahasiswanya? teori kognitif cocok sama mahasiswa, jadi hasil jadikan sebagai dampak, kalau mahasiswa paham dan mengerti pasti nilainya juga bagus.
-namun kenyataannya pada masyarakat yang dilihat dan ditanya adalah ipnya saja, kalo memang tujuannya bukan ip, kenapa kalau pas ujian kok lari-lari mengambil tempat duduk? iya itu adalah tingkah laku yang harus diubah, jadi agar tidak berebut bangku atau takut tidak dapat bangku belakang, sebaiknya mahasiswa dari rumah atau dari awal mata kuliah dimulai harus dipahami dengan baik, tidak sekedar mengerjakan tugas tanpa memahami makna dari diberikannya tugas tersebut.

guru harus menerapkan gaya belajar yang berbeda tiap karakteristik kelas, dan melakukan pendekatan

-apabila guru tidak merhatiin kognitif siswa, misal di sd kelas 2, guru mengajarkan materi sholat, tapi tidak menyuruh siswa untuk mempraktekannya, itu bagaimana menurut presentator? jadi tidak boleh hanya teori, harus ada praktek karena pada usia tersebut siswa masih belajar konkret, belum belajar abstrak.

-orang tua boleh menghukum anak untuk tujuan yang positif, misal nyubit anak kalau dia tidak mau belajar, agar dia belajar maka boleh memberi hukuman agar dia menyesali perbuatannya

-muncul teori belajar yang mengedepankan proses berpikir oleh Piaget yang meneliti anaknya sendiri, jadi dia melihat anaknya mulai bayi yang belajar melalui reseptor, misal bayi menggigit mainan apa saja, menangkap semut (sensosrik motorik), preoperational itu anak belajar tentang lmbang atau simbol, misal anak tk diajarkan kalau meminta barang itu tangannya harus ditengadahkan,  operasional konkret, misal 2 itu dilambangkan dengan jumlah jari 2, mengenalkan dengan fakta apa itu gaya gravitasi, dia cuma mengetahui jika ada benda jatuh itu karena ada gaya gravitasi, pada tahan ini ada predict observ dan explain: misal seorang ayah punya benda, terus si anak ditanyai benda ini kalau dilempar jatuh nggak, kemudian si anak memprediksi kalau benda itu pasti jatuh terus menjelaskan karena ada gaya gravitasi, tahap operational formal itu untuk anak yang usianya lebih dari 15 tahun, sudah bisa bersifat abstrak, misal punya data tinggi cambah pada hari 1,2,3 dst, terus dapat memprediksikan untuk hari kesepuluh hasilnya sekian, jadi prediksi yang bersifat abstrak, seperti belajar aljabar juga abstrak, merumuskan hipotesis.

-dalam proses perkembangan, normalnya sama, namun bukan berarti kemampuan peserta didik sma, tapi ada variasi perkembangan, jadi seorang guru harus berusaha menyamakan kemampuan, dengan membentuk kelompok-kelompok untuk mengetahui peserta didik mana yang terlihat kurang memahami.

-siswa harus ditumbuhkan semangat belajarnya untuk mencapai kesiapan, jadi dengan diberi pretest, untuk mengetahui prior knowledge siswa

-dosen/guru harus memberi penilaian yang berimbang, dengan ip itu dilihat dari kemampuan belajar sepenuhnya, jadi ada nilai dari aspek kognitif afektif dan psikomotor, begitu melihat ip maka ip itu harus mencerminkan 3 aspek tadi, jika bagus maka dia mempunyai kapabilitas belajar lebih tinggi

ip harus mencerminkan kemampuan sepenuhnya :)

-meaning  learning: proses belajar itu yang penting memberikan makna kepada pebelajar, apapun ranah yg ditempuh, belajar bukan memori, belajar itu memaknai

Keberhasilan belajar bukan bahwa guru sudah menyampaikan materi sepenuhnya kepada siswa, tidak peduli siswa sudah paham atau belum, melainkan keberhasilan belajar apabila siswa memaknai betul materi yang diajakan sehingga memperoleh hasil yang sesuai, serta kenyamanan mereka saat dikelas yang tidak menginginkan pelajaran itu habis waktunya.










Nama  : Ira Hayani
NIM   : 150341601970
Offr    : B

Senin ini tanggal 13 Februari 2017, saya dan teman-teman mempelajari tentang teori kognitif yang materinya dipresentasikan oleh kelompok 1 yaitu teh Ulfa, Ida, dan Ilus. Berikut hasil diskusi belajar pada hari ini.

Istilah kognitif berasal dari kata "cognition" yang artinya adalah pengartian.


Terdapat tiga jenis pengetahuan:
Pengetahuan deklaratif: pengetahuan dalam bentuk informasi verbal seperti fakta-fakta; pengetahuan akan sesuatu hal
Pengetahuan prosedural: ada proses, apa yang harus kita lakukan setelah dapat pengetahuan, jenis pengetahuan yang dapat didemonstrasikan saat menyelesaikan suatu masalah atau melakukan suatu tugas, atau dengan kata lain "mengetahui bagaimana..."
Pengetahuan kondisionla: kita harus mengetahui kapan menggunakan pengetahuan deklaratif maupun pengetahuan prosedural

Teori Kognitif menurut beberapa tokoh :) 

(1) Gestalt : insight (pengalaman tilikan, kemampuan kita untuk bisa mengetahui unsur pokok dari apa yang dipelajari), meaning learning (belajar bermakna, tidak sekedar menghafal), purposive behavior (mengetahui tujuan dari apa yang kita pelajari), life space (prinsip ruang hidup, kemampuan kita untuk mengaitkan dengan lingkungan tempat hidup kita), transfer (menggeneralisasikan terhadap masalah yang nanti kita temui, dan  mengaplikasikan  pengetahuan ke kehidupan nyata)

(2)Ausubel : advance organizer, ada kemajuan perkembangan mental, ada kebermaknaan bahan ajar yang diterima oleh siswa, penemuan bermakna, belajar dengan ceramah, menyampaikan kerangka materi seperti memberi hand out belajar, materi disampaikan secara bertahap, pemantapan materi dengan memberikan contoh yang relevan.

(3) Jean Piaget : perkembangan intelektual/ mental, adanya perubahan mental bukan nilai saja, ada tahapan anak dalam memahami dunianya, tahap sensory motor (kegiatan motorik 0-2 thn), tahap pre operational (3-7 mulai mengerti ada simbol dan lambang), tahap concrete operational (ada aturan yang jelas dan logis, anak tidak bisa dibohongi, karena mulai bisa tahu lingkungannya), tahap formal operational (pemberian informasi disesuaikan dengan perkembangan mentalnya)

(4) Jerome Bruner: perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yaitu : (1) enaktif ada respon atau aksi yang setelah diberi stimulus oleh guru (2) ikonik mulai diberikan gambaran, anak memahami dunianya melalui gambar atau visualisasi verbal, seperti menggambar  pohon (3) simbolik, anak memahami dunia melalui simbol bahasa.  Free discovery learning, dia belajar dari temuannya. Ada yang belajar harus ada pertanyaan dulu baru mengembangkan pengetahuan

Prinsip teori kognitif: pembelajar aktif (peserta didik juga harus lebih aktif), ada pemahaman dari yang diketahui, memahami dari rekaman (apa yang mereka lihat, dengar, mereka mahaminya dari situ), perubahan mental (dapat akhlak yang baik)

Kelebihan teori belajar kognitif :
lebih mementingkan proses perkembangan mental, jadi tidak seperti teori behavior, peserta didik diberi keluasan atau metode belajar sendiri, jadi terserah cara anak belajar kayak gimana terserah (ditempat yang tenang, diskusi dengan teman, mendengarkan musik), membntu memahami bahan belajar dengan lebih mudah (jadi belajar itu sperti maen, siswa jadi senang, sehingga siswa lebih paham, dan daya ingat siswa jadi lebih kuat, guru juga lebih mengenali siswa secara pribadi jadi lebih tau cara belajar anak.

Kekurangan teori belajar kognitif:
menganggap bahwa kemampuan setiap peserta didik itu sama, anak tidak mengerti materi sepenuhnya (anak disuruh cari sumber sendiri, jadi materi itu tidak melekat di otak), kurang bisa diterapkan jenjang pendidikan, seperti di smk karena jika hanya memahami teori saja kurang, karena dalam smk kebnyakan praktek.

gaya kognitif: setiap individu punya gaya belajar yang berbeda

Dimensi gaya kognitif: belajar sambil liat tv, field dependent (fd) : org belajar itu dipengaruhi lingkungannya, jadi nunggu ada perintah untuk belajar dulu baru belajar, field independent (fi): orang memiliki tingkat belajar yang tinggi, (sa): ada orang yang belajar harus berulang-ulang, ada juga yang baru baca saja sudah bisa

Ruang Lingkup Psikologi Kognitif:
sensasi - jadi sensasi itu di interpretasikan itu persepsi
atensi - mengabaikan informasi lain, misal nonton bola jadi tidak peduli keadaan sekitar
bahasa - suatu bentuk komunikasi
pemecahan - pemecahan maslah suatu pemikiran , jalan keluar, jadi membuat cara
kreativitas - melukis

Aplikasi dalam pembelajaran: memusatkan pada proses bukan hasilnya, anak jadi lebih kreatif dan punya inisiatif sendiri, memaklumi adanya perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan, mengutamakan siswa saling berinteraksi.

Misal: peserta didik merasa pelajaran terlalu cepat berakhir, berarti itu pembelajarannya berhasil

Robert gagne: melibatkan siswa lebih berperan aktif dalam kegiatan belajar

Diskusi:
-jika dikuliahan mementingkan ip, maka bagaimana dampak kejiwaan mahasiswanya? teori kognitif cocok sama mahasiswa, jadi hasil jadikan sebagai dampak, kalau mahasiswa paham dan mengerti pasti nilainya juga bagus.
-namun kenyataannya pada masyarakat yang dilihat dan ditanya adalah ipnya saja, kalo memang tujuannya bukan ip, kenapa kalau pas ujian kok lari-lari mengambil tempat duduk? iya itu adalah tingkah laku yang harus diubah, jadi agar tidak berebut bangku atau takut tidak dapat bangku belakang, sebaiknya mahasiswa dari rumah atau dari awal mata kuliah dimulai harus dipahami dengan baik, tidak sekedar mengerjakan tugas tanpa memahami makna dari diberikannya tugas tersebut.

guru harus menerapkan gaya belajar yang berbeda tiap karakteristik kelas, dan melakukan pendekatan

-apabila guru tidak merhatiin kognitif siswa, misal di sd kelas 2, guru mengajarkan materi sholat, tapi tidak menyuruh siswa untuk mempraktekannya, itu bagaimana menurut presentator? jadi tidak boleh hanya teori, harus ada praktek karena pada usia tersebut siswa masih belajar konkret, belum belajar abstrak.

-orang tua boleh menghukum anak untuk tujuan yang positif, misal nyubit anak kalau dia tidak mau belajar, agar dia belajar maka boleh memberi hukuman agar dia menyesali perbuatannya

-muncul teori belajar yang mengedepankan proses berpikir oleh Piaget yang meneliti anaknya sendiri, jadi dia melihat anaknya mulai bayi yang belajar melalui reseptor, misal bayi menggigit mainan apa saja, menangkap semut (sensosrik motorik), preoperational itu anak belajar tentang lmbang atau simbol, misal anak tk diajarkan kalau meminta barang itu tangannya harus ditengadahkan,  operasional konkret, misal 2 itu dilambangkan dengan jumlah jari 2, mengenalkan dengan fakta apa itu gaya gravitasi, dia cuma mengetahui jika ada benda jatuh itu karena ada gaya gravitasi, pada tahan ini ada predict observ dan explain: misal seorang ayah punya benda, terus si anak ditanyai benda ini kalau dilempar jatuh nggak, kemudian si anak memprediksi kalau benda itu pasti jatuh terus menjelaskan karena ada gaya gravitasi, tahap operational formal itu untuk anak yang usianya lebih dari 15 tahun, sudah bisa bersifat abstrak, misal punya data tinggi cambah pada hari 1,2,3 dst, terus dapat memprediksikan untuk hari kesepuluh hasilnya sekian, jadi prediksi yang bersifat abstrak, seperti belajar aljabar juga abstrak, merumuskan hipotesis.

-dalam proses perkembangan, normalnya sama, namun bukan berarti kemampuan peserta didik sma, tapi ada variasi perkembangan, jadi seorang guru harus berusaha menyamakan kemampuan, dengan membentuk kelompok-kelompok untuk mengetahui peserta didik mana yang terlihat kurang memahami.

-siswa harus ditumbuhkan semangat belajarnya untuk mencapai kesiapan, jadi dengan diberi pretest, untuk mengetahui prior knowledge siswa

-dosen/guru harus memberi penilaian yang berimbang, dengan ip itu dilihat dari kemampuan belajar sepenuhnya, jadi ada nilai dari aspek kognitif afektif dan psikomotor, begitu melihat ip maka ip itu harus mencerminkan 3 aspek tadi, jika bagus maka dia mempunyai kapabilitas belajar lebih tinggi

ip harus mencerminkan kemampuan sepenuhnya :)

-meaning  learning: proses belajar itu yang penting memberikan makna kepada pebelajar, apapun ranah yg ditempuh, belajar bukan memori, belajar itu memaknai

Keberhasilan belajar bukan bahwa guru sudah menyampaikan materi sepenuhnya kepada siswa, tidak peduli siswa sudah paham atau belum, melainkan keberhasilan belajar apabila siswa memaknai betul materi yang diajakan sehingga memperoleh hasil yang sesuai, serta kenyamanan mereka saat dikelas yang tidak menginginkan pelajaran itu habis waktunya.










Sabtu, 11 Februari 2017

TEORI KOGNITIF DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN



-Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti. Pengertian belajar menurut teori kognitiv ini merupakan proses belajar yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, dan emosi.
-Ciri teori kognitiv ini lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri, jadi teori ini berkebalikan dengan teori behavioristik yang menekankan pada adanya perubahan tingkah laku yang dapat diukur. Jadi belajar disini melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks, sehingga ada perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.

Tokoh-tokoh yang mengembangkan teori belajar kognitif
I.   Jean Piaget
·        Perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik yang didasari karena perkembangan sistem syaraf, dan perkembangan sesuai dengan umurnya
·         Proses berpikir sebagai aktivitas fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak.
·         Belajar merupakan proses identifikasi stimulus/ informasi yang baru, dengan melalui tahap:
1.       Asimilasi: adalah proses penerimaan informasi baru lalu dimodifikasi sehingga cocok dengan struktur kognitif yang telah dimiliki sebelumnya.
2.      Akomodasi: adalah proses perubahan/ penyesuaian struktur kognitif yang telah dimiliki dengan informasi baru yang diterima.
3.       Ekuilibrasi: adalah keseimbangan antara asimilasi & akomodasi atau pengembangan antara lingkungan luar dengan struktur kognitif yang ada dalam dirinya.
Adapun pengaplikasiannya dalam belajar: perkembangan kognitif tergantung kepada akomodasi. Jadi siswa harus diberikan suatu area yang belum dia ketahui agar ia tidak belajar dari apa yang diketahuinya saja. Karena dengan adanya area baru ini siswa akan mengadakan usaha untuk dapat merespon terhadap stimuli yang baru sehingga kognitif akan mengalami perubahan atau pertumbuhan. Juga menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian proses asimilasi (informasi lama disatukan sehingga menyat dengan informasi baru), dan akomodasi (mengubah atau membentuk) pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.
II.   Ausubel
Pengertian belajar bermakna Menurut Ausubel ada dua jenis belajar:
1. Belajar bermakna (meaningful learning)
2. Belajar menghafal (rote learning).
Belajar bermakna adalah suatu proses belajar di mana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar. Sedangkan belajar menghafal adalah siswa berusaha menerima dan menguasai bahan yang diberikan oleh guru atau yang dibaca tanpa makna. Jadi menaruh perhatian besar pada siswa di sekolah, dengan memperhatikan/memberikan tekanan-tekanan pada unsur kebermaknaan dalam belajar melalui bahasa (meaningful verbal learning)
·         Siswa pada pendidikan dasar harus dilibatkan pada kegiatan langsung, sedangkan untuk siswa pada tingkat pendidikan lebih tinggi akan lebih efektif bila guru menggunakan penjelasan, demonstrasi, diagram atau ilustrasi.
·         Langkah-langkah dalam menerapkan belajar bermakna :
  1. Advance organizer
      Penyampaian awal tentang kerangka isi materi yang akan dipelajari siswa, contoh : hand out pelajaran
b. Progressive differensial
     materi pelajaran disampaikan bertahap, di awali konsep umum kemudian dilanjutkan ke hal yang khusus.
c. Integrative reconciliation
     Penjelasan tentang kesamaan dan perbedaan antara kosep-kosep yang telah dimiliki dengan konsep yang baru dipelajari.
d. Consolidation
     Pemantapan materi dengan menghadirkan banyak contoh 

III. Jerome Bruner
-Belajar mendasari pada pengamatan yang melibatkan seluruh indra, menyimpan kesan lebih lama dan menimbulkan sensasi yang membekas pada siswa

-Perkembangan bahasa besar pengaruhnya terhadap  perkembangan kognitif.
-Dalam proses belajar, Bruner menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang.
-Setiap orang memiliki pengetahuan dan pengalaman di dalam dirinya.
-Proses belajar akan berjalan dengan baik apabila materi pelajaran yang baru beradaptasi secara klop  dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki oleh peserta didik.
-Metode penyajian bahan dengan cara anak dapat mempelajari bahan tersebut harus dikoordinasikan sesuai dengan tingkat kemajuan anak.
-Proses belajar akan berjalan dengan baik jika guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan sendiri suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya à Free Discovery Learning
-Menurut Bruner, perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap, yaitu :
1.      Tahap enaktif: dalam memahami dunia anak mengunakan         pengetahuan motorik: sentuhan, pegangan dll. Anak melakukan aktifitas-aktifitasnya dalam usaha memahami lingkungan dan melakukan observasi dengan cara mengalami secara langsung suatu reallitas.  Misal: anak-anak didik sangat mungkin paham bagaimana cara melakukan lompat tali, namun tidak terlalu paham bagaimana menggambarkan aktifitas tersebut dalam kata-kata, bahkan ketika mereka harus menggambarkan dalam pikiran.

2.      Tahap ikonik : Seseorang memahami objek atau dunianya melalui  gambar-gambar atau visualisasi verbal. Dalam bentuk ini, anak-anak mempresentasikan pengetahuan melalui sebuah gambar dalam benak mereka. Misal: anak-anak sangat mungkin mampu menciptakan gambaran tentang pohon mangga dikebun dalam benak mereka, meskipun mereka masih kesulitan untuk menjelaskan dalam kata-kata. Pembelajaran simbolik, ini merupakan pembelajaran yang dilakukan melalui representasipengalaman abstrak
3.      Tahap simbolik: Seseorang memahami dunia melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika dll.
·         Seseorang dikatakan memahami suatu konsep apabila ia mengetahui semua unsur dari konsep itu meliputi : nama, contoh yang baik dan porsitif, karakteristik baik yang baik atau tidak.
    IV. Robert Gagne
-Proses belajar adalah suatu proses dimana siswa terlibat dalam aktivitas yang memungkinkan mereka memiliki kemampuan yang tidak dimiliki sebelumnya
-Ada delapan tingkat kemampuan belajar menurut Gagne, dimana kemampuan belajar pada tingkat tertentu ditentukan oleh kemampuan belajar ditingkat sebelumnya.
-Delapan tingkat kemampuan belajar tersebut adalah sbb :
1.Signal Learning : dari signal yang dilihat, anak akan memberi respon tertentu
2.Stimulus – response learning : seorang anak akan memberi respon fisik atau vokal setelah mendapat stimulus tertentu.
3.Chaining : kemampuan anak untuk menggabungkan dua atau lebih hasil belajar S – R yang sederhana
4.Verbal assosiation : bentuk penggabungan hasil belajar yang melibatkan unit bahasa seperti memberi nama sebuah obyek atau benda
5.Multiple discrimination : kemampuan untuk menghubungkan beberapa kemampuan chaining sebelumnya
6.Concept learning : anak mampu memberi respon terhadap stimulus yang hadir melalui karakteristik abstraknya
7.Principle learning : kemampuan siswa untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lainnya
8. Problem solving : siswa mampu menerapkan prinsip-prinsip yang telah dipelajari untuk mencapai satu sasaran (merupakan tipe belajar yang paling tinggi)










-Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti. Pengertian belajar menurut teori kognitiv ini merupakan proses belajar yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, dan emosi.
-Ciri teori kognitiv ini lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri, jadi teori ini berkebalikan dengan teori behavioristik yang menekankan pada adanya perubahan tingkah laku yang dapat diukur. Jadi belajar disini melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks, sehingga ada perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.

Tokoh-tokoh yang mengembangkan teori belajar kognitif
I.   Jean Piaget
·        Perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik yang didasari karena perkembangan sistem syaraf, dan perkembangan sesuai dengan umurnya
·         Proses berpikir sebagai aktivitas fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak.
·         Belajar merupakan proses identifikasi stimulus/ informasi yang baru, dengan melalui tahap:
1.       Asimilasi: adalah proses penerimaan informasi baru lalu dimodifikasi sehingga cocok dengan struktur kognitif yang telah dimiliki sebelumnya.
2.      Akomodasi: adalah proses perubahan/ penyesuaian struktur kognitif yang telah dimiliki dengan informasi baru yang diterima.
3.       Ekuilibrasi: adalah keseimbangan antara asimilasi & akomodasi atau pengembangan antara lingkungan luar dengan struktur kognitif yang ada dalam dirinya.
Adapun pengaplikasiannya dalam belajar: perkembangan kognitif tergantung kepada akomodasi. Jadi siswa harus diberikan suatu area yang belum dia ketahui agar ia tidak belajar dari apa yang diketahuinya saja. Karena dengan adanya area baru ini siswa akan mengadakan usaha untuk dapat merespon terhadap stimuli yang baru sehingga kognitif akan mengalami perubahan atau pertumbuhan. Juga menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian proses asimilasi (informasi lama disatukan sehingga menyat dengan informasi baru), dan akomodasi (mengubah atau membentuk) pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.
II.   Ausubel
Pengertian belajar bermakna Menurut Ausubel ada dua jenis belajar:
1. Belajar bermakna (meaningful learning)
2. Belajar menghafal (rote learning).
Belajar bermakna adalah suatu proses belajar di mana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar. Sedangkan belajar menghafal adalah siswa berusaha menerima dan menguasai bahan yang diberikan oleh guru atau yang dibaca tanpa makna. Jadi menaruh perhatian besar pada siswa di sekolah, dengan memperhatikan/memberikan tekanan-tekanan pada unsur kebermaknaan dalam belajar melalui bahasa (meaningful verbal learning)
·         Siswa pada pendidikan dasar harus dilibatkan pada kegiatan langsung, sedangkan untuk siswa pada tingkat pendidikan lebih tinggi akan lebih efektif bila guru menggunakan penjelasan, demonstrasi, diagram atau ilustrasi.
·         Langkah-langkah dalam menerapkan belajar bermakna :
  1. Advance organizer
      Penyampaian awal tentang kerangka isi materi yang akan dipelajari siswa, contoh : hand out pelajaran
b. Progressive differensial
     materi pelajaran disampaikan bertahap, di awali konsep umum kemudian dilanjutkan ke hal yang khusus.
c. Integrative reconciliation
     Penjelasan tentang kesamaan dan perbedaan antara kosep-kosep yang telah dimiliki dengan konsep yang baru dipelajari.
d. Consolidation
     Pemantapan materi dengan menghadirkan banyak contoh 

III. Jerome Bruner
-Belajar mendasari pada pengamatan yang melibatkan seluruh indra, menyimpan kesan lebih lama dan menimbulkan sensasi yang membekas pada siswa

-Perkembangan bahasa besar pengaruhnya terhadap  perkembangan kognitif.
-Dalam proses belajar, Bruner menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang.
-Setiap orang memiliki pengetahuan dan pengalaman di dalam dirinya.
-Proses belajar akan berjalan dengan baik apabila materi pelajaran yang baru beradaptasi secara klop  dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki oleh peserta didik.
-Metode penyajian bahan dengan cara anak dapat mempelajari bahan tersebut harus dikoordinasikan sesuai dengan tingkat kemajuan anak.
-Proses belajar akan berjalan dengan baik jika guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan sendiri suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya à Free Discovery Learning
-Menurut Bruner, perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap, yaitu :
1.      Tahap enaktif: dalam memahami dunia anak mengunakan         pengetahuan motorik: sentuhan, pegangan dll. Anak melakukan aktifitas-aktifitasnya dalam usaha memahami lingkungan dan melakukan observasi dengan cara mengalami secara langsung suatu reallitas.  Misal: anak-anak didik sangat mungkin paham bagaimana cara melakukan lompat tali, namun tidak terlalu paham bagaimana menggambarkan aktifitas tersebut dalam kata-kata, bahkan ketika mereka harus menggambarkan dalam pikiran.

2.      Tahap ikonik : Seseorang memahami objek atau dunianya melalui  gambar-gambar atau visualisasi verbal. Dalam bentuk ini, anak-anak mempresentasikan pengetahuan melalui sebuah gambar dalam benak mereka. Misal: anak-anak sangat mungkin mampu menciptakan gambaran tentang pohon mangga dikebun dalam benak mereka, meskipun mereka masih kesulitan untuk menjelaskan dalam kata-kata. Pembelajaran simbolik, ini merupakan pembelajaran yang dilakukan melalui representasipengalaman abstrak
3.      Tahap simbolik: Seseorang memahami dunia melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika dll.
·         Seseorang dikatakan memahami suatu konsep apabila ia mengetahui semua unsur dari konsep itu meliputi : nama, contoh yang baik dan porsitif, karakteristik baik yang baik atau tidak.
    IV. Robert Gagne
-Proses belajar adalah suatu proses dimana siswa terlibat dalam aktivitas yang memungkinkan mereka memiliki kemampuan yang tidak dimiliki sebelumnya
-Ada delapan tingkat kemampuan belajar menurut Gagne, dimana kemampuan belajar pada tingkat tertentu ditentukan oleh kemampuan belajar ditingkat sebelumnya.
-Delapan tingkat kemampuan belajar tersebut adalah sbb :
1.Signal Learning : dari signal yang dilihat, anak akan memberi respon tertentu
2.Stimulus – response learning : seorang anak akan memberi respon fisik atau vokal setelah mendapat stimulus tertentu.
3.Chaining : kemampuan anak untuk menggabungkan dua atau lebih hasil belajar S – R yang sederhana
4.Verbal assosiation : bentuk penggabungan hasil belajar yang melibatkan unit bahasa seperti memberi nama sebuah obyek atau benda
5.Multiple discrimination : kemampuan untuk menghubungkan beberapa kemampuan chaining sebelumnya
6.Concept learning : anak mampu memberi respon terhadap stimulus yang hadir melalui karakteristik abstraknya
7.Principle learning : kemampuan siswa untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lainnya
8. Problem solving : siswa mampu menerapkan prinsip-prinsip yang telah dipelajari untuk mencapai satu sasaran (merupakan tipe belajar yang paling tinggi)








 
- Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template